Tuesday, December 9, 2014

Laporan Arus Kas PT. Indofood Sukses Makmur, tbk

Laporan Arus Kas PT. Indofood Sukses Makmur, tbk

Laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan. Informasi ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, baik oleh manajemen perusahaan maupun pihak ekstern. Keputusan yang berdasarkan laporan keuangan dapat berupa keputusan investasi, pemberian pinjaman, maupun manajemen dalam pengelolaan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasinya. Keputusan yang diambil tersebut haruslah tepat karena akan berpengaruh besar pada perusahaan itu sendiri dan lingkungan ekonomi, serta agar tidak terjadi kesenjangan diantara keduanya. Berkaitan dengan hal di atas maka perusahaan harus menyajikan laporan keuangan secara lengkap dan menggambarkan keberadaan perusa-haan yang sebenarnya, akan tetapi laporan keuangan yang disusun dan disajikan harus dapat dipertanggung-jawabkan keakuratannya oleh manaj-emen perusahaan.
Laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15 Desember 2009 terdiri dari, laporan posisi keuangan pada akhir periode (neraca), laporan laba rugi kompre-hensif selama periode, laporan perubahan ekuitas selama periode, laporan arus kas selama periode, catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain, dan laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebija-kan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Laporan keuangan sangat diper-lukan untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya dan untuk menilai kinerja keuangan dari suatu perusahaan. Maka dari itu diperlukan analisa agar terlihat kelemahan-kelemahan perusahaan serta hasil yang dianggap baik, kemudian hasil analisa tersebut digunakan untuk membuat perbaikan penyusunan rencana yang akan dilakukan untuk masa yang akan datang.
Adapun rasio yang digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan yang berupa analisis rasio arus kas terdiri dari rasio-rasio sebagai berikut: Rasio Arus Kas Operasi (AKO) digunakan untuk menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar komitmen-komitmennya. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang yang telah ada. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio Pengeluaran Modal (PM) digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. Rasio Total Hutang (TH) menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk, merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minumanyang bermarkas di JakartaIndonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga AustraliaAsia, dan Eropa.
Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 (Revisi 2009) dengan menggunakan metode langsung dimana penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai kinerja perusahaan. Hasil kinerja perusahaan sangat berguna bagi pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan, dan berguna untuk bahan evaluasi dan perbaikan kebijakan perusahaan untuk masa yang akan datang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menilai kinerja keuangan perusahaan berdasarkan informasi arus kas dalam bentuk rasio.
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan. Informasi ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, baik oleh manajemen perusahaan maupun pihak ekstern. Keputusan yang berdasarkan laporan keuangan dapat berupa keputusan investasi, pemberian pinjaman, maupun manajemen dalam pengelolaan perusa haan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasinya.
Ada beberapa pengertian laporan keuangan menurut pendapat para ahli. Menurut Munawir (2004: 2), “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan” sedangkan Kieso et.al. (2011: 5) menyebutkan bahwa “Financial statements are the principal means through which a company communicates its financial informastion to those outside it.
Menurut Harahap (2007:105), laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu. Sedangkan definisi laporan keuangan menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan paragraf 9 (IAI, 2009: 01.5) adalah Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.”
Menurut Harahap (2007:243) laporan arus kas adalah suatu laporan yang bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Sedangkan laporan arus kas menurut Kieso (2002:372) adalah Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas, dan perubahan bersih kas dari kegiatan operasi, investasi, serta pembiayaan perusahaan selama suatu periode, dalam bentuk yang dapat merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir.
Kas adalah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Yang termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan dengan segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo rekening giro di bank. Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting dalam neraca. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat kas yaitu :
1)      Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.
2)      Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik.
3)      Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit/kurang.
Setara kas adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Pada umumnya, hanya investasi dengan masa jatuh tempo tiga bulan atau kurang yang memenuhi syarat sebagai setara kas. Deposito yang jatuh temponya kurang atau sama dengan tiga bulan dan tidak diperpanjang terus-menerus (rollover) dapat dikategorikan sebagai setara kas.
Menurut Munawir (2004:242) Kas adalah jumlah uang tunai yang ada di perusahaan dan rekening giro simpanan-simpanan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi baik dalam waktu maupun jumlahnya, dan investasi jangka pendek yang secara formal disebut kas dan setara kas. Menurut Soemarso (2004:365) yang dimaksud dengan kas adalah sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Termasuk sebagai kas adalah rekening giro di bank dan uang kas yang ada di perusahaan. Diterima pada nilai nominal sewaktu diuangkan merupakan petunjuk untuk menentukan apakah suatu surat berharga dapat dianggap sebagai kas”.
Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dari suatu perusahaan, dengan mengklasi fikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama periode tertentu. Dengan demikian, tujuan utama laporan arus kas adalah untuk memberikan kepada para pengguna informasi tentang mengapa posisi kas perusahaan berubah selama periode tertentu.
Laporan arus kas ini akan sangat berguna untuk menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan dalam menja lankan kegiatan operasinya. Sedangkan bagi pihak ekstern akan berguna sebagai salah satu alternatif analisa dalam pengalokasian modal mereka. Peman tauan dalam penggunaan dana khususnya arus kas perusahaan semakin menjadi perhatian utama para manajer dan para kreditor. Hal tersebut dimaksudkan agar perusahaan tetap terjaga tingkat likui ditasnya.
Kinerja keuangan dapat dikatakan sebagai hasil yang dicapai oleh perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakukan dalam mendayagunakan sumber keuangan yang tersedia. Kinerja keuangan dapat dilihat dari análisis laporan keuangan atau análisis rasio keuangan. Menurut Habib (2008 : 91) bahwa Kinerja keuangan diukur dengan banyak indikator, salah satunya adalah análisis rasio keuangan. Untuk melakukan análisis rasio keuangan tersebut diperlukan perhitungan rasio rasio keuangan yang mencerminkan aspek aspek tertentu. Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan dua atau lebih data keuangan.
Munawir (2004:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah mengetahui tingkat likuiditas, mengetahui tingkat solvabilitas, mengetahui tingkat renta bilitas, mengetahui tingkat stabilitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja keuangan memberikan penilaian atas pengelolaan aset perusahaan oleh manajemen dan manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi dan tindakan perbaikan atas kinerja keuangan perusahaan yang tidak sehat.
Menurut Darsono dan Ashari (2005), alat analisis rasio laporan arus kas yang diperlukan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan antara lain:
1)             Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
Rasio Arus Kas Operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar.
Rasio arus kas operasi berada dibawah 1 yang berarti terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban lancar, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain.
2)             Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar komitmen-komitmennya (bunga, pajak, dan dividen preferen).
Rasio yang besar menunjukkan bahwa kemampuan yang lebih baik dari laba sebelum pajak dalam menutup komitmen-komitmen yang jatuh tempo dalam satu tahun.
3)             Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusa haan dalam membayar  bunga atas hutang yang telah ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi tambah pembayaran bunga dan pembayaran pajak dibagi pembayaran bunga.
Dengan rasio yang besar menunjukkan bahwa arus kas operasi mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menutup biaya bunga sehingga kemung kinan perusahaan tidak mampu membayar bunga sangat kecil.
4)             Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar  berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi ditambah dividen kas dibagi dengan hutang lancar.
Rasio yang rendah menunjukkan kemampuan yang rendah dari arus kas operasi dalam menutup hutang lancar.
5)        Rasio Pengeluaran Modal (PM)
Rasio ini digunakan untuk mengu kur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi dibagi dengan pengeluaran modal.
Rasio yang tinggi menunjukkan kemampuan yang tinggi dari arus kas dalam membiayai pengeluaran modal.
6)        Rasio Total Hutang (TH)
Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. dengan rasio ini bisa diketahui berapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi.
Rasio yang cukup rendah menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang baik dalam membayar semua kewajibannya dari arus kas yang berasal dari aktivitas normal operasi perusahaan.
7)        Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang.
Diningrat (2008) melakukan pene litian pengaruh informasi arus kas terhadap pengambilan keputusan investasi tanaman pada PT Perkebunan Nusantara III, dimana hasil penelitian menunjukan rasio
kecukupan arus kas dan rasio reinvestasi secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terha dap investasi tanaman, sedangkan pada rasio pengeluaran modal menunjukan pe ngaruh yang signifikan terhadap in vestasi tanaman.
Akmal (2010) melakukan pene litian dengan judul Analisa Laporan Arus Kas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. Dari hasil analisa melalui rasio arus kas (Rasio arus kas operasi, rasio arus kas dana, rasio cakupan kas terhadap hutang lancar, rasio cakupan kas terhadap bunga. rasio pengeluaran modal, rasio total hutang, rasio arus kas bersih bebas, dan rasio kecukupan arus kas) kinerja laporan arus kas PT. Aqua Golden Mississippi Tbk menunjukkan kinerja yang baik.
Marina (2008) dengan penelititan tentang Pengaruh Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan pada Perusahaan Industri Semen go publik yang terdaftar di BEI dengan hasil penelitian bahwa tingkat likuiditas yang dimiliki ketiga perusahaan industri semen dinilai cukup tinggi, hal ini terlihat dari perhitungan rasio likuiditas masing masing perusahaan, dimana rasio yang digunakan adalah Working capital to total asset, current liabilities to inventory, operating income to total assets, total asset turnover.
 METODE PENELITIAN
Objek penelitian yang digunakan adalah data laporan keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. yang berdomisili di Jalan Jenderal Sudirman kav. 76-78, Jakarta. Metode yang digunakan ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Desain penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)   Identifikasi masalah yaitu bagaimana kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan menggunakan analisis informasi arus kas dalam bentuk rasio arus kas.
2)   Merumuskan masalah, dalam penelitian ini adalah: bagaimana kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan menggunakan analisis informasi arus kas dalam bentuk rasio arus kas.
3)   Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengukuran variable. Penelitian ini hanya terdapat dua variable yaitu laporan arus kas (variable independent) dan rasio rasio arus kas (variable dependen).
4)   Menentukan sampel. Sampel yang diambil pada penelitian ini berasal dari laporan keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu data laporan keuangan khususnya laporan arus kas periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
5)   Memilih teknik pengumpulan data-data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan 2 cara yaitu: pengumpulan data melalui data yang didokumentasikan melalui lembaga seperti Bursa Efek Indonesia (BEI) dan penelitian kepustakaan atau data yang diperoleh dari sumber lain seperti: buku atau literature,
6)   Menghitung besarnya masing masing rasio laporan arus kas dari rasio arus kas yang digunakan dalam penelitian ini.
7)   Pelaporan hasil penelitian termasuk proses penelitian dan interpretasikan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder berupa data laporan keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. dari tahun 2007 – 2011 (sebanyak lima periode) beserta dokumen lainnya yang diperlukan.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif. Maksud dan tujuan digunakannya metode ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kebenaran atas informasi yang didapat, apakah dapat dipertanggung jawabkan atau tidak serta memudahkan dalam mengambil kesim pulan berdasarkan nilai yang dihasilkan. Disamping itu, penulis juga menggu nakan analisis data yang dilakukan secara deskriptif dengan memaparkan suatu permasalahan berdasarkan landa san teori yang kuat melalui studi pustaka sehingga diharapkan dapat memperoleh kesimpulan yang ilmiah. Berikut metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini:
1)        Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
Rasio Arus Kas Operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar.
Rasio arus kas operasi berada dibawah 1 yang berarti terdapat ke mungkinan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban lancar, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain.
2)        Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
Rasio ini digunakan untuk menge tahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar komitmen-komitmennya (bunga, pajak, dan dividen preferen).
Rasio yang besar menunjukkan bahwa kemampuan yang lebih baik dari laba sebelum pajak dalam menutup komitmen-komitmen yang jatuh tempo dalam satu tahun.
3)             Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB)
Rasio ini digunakan untuk me ngetahui kemampuan perusa haan dalam membayar  bunga atas hutang yang telah ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi tambah pembayaran bunga dan pembayaran pajak dibagi pembayaran bunga.
Dengan rasio yang besar menunjukkan bahwa arus kas operasi mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menutup biaya bunga sehingga kemu ngkinan perusahaan tidak mampu membayar bunga sangat kecil.
4)             Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar  berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi ditambah dividen kas dibagi dengan hutang lancar.
Rasio yang rendah menunjukkan kemampuan yang rendah dari arus kas operasi dalam menutup hutang lancar.
5)             Rasio Pengeluaran Modal (PM)
Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi dibagi dengan pengeluaran modal.
Rasio yang tinggi menunjukkan kemampuan yang tinggi dari arus kas dalam membiayai pengeluaran modal.
6)             Rasio Total Hutang (TH)
Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. dengan rasio ini bisa diketahui berapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi.
Rasio yang cukup rendah menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang baik dalam membayar semua kewajibannya dari arus kas yang berasal dari aktivitas normal operasi perusahaan.
7)             Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang.
Dari semua rasio rasio diatas akan dilakukan analisis berdasarkan nilai masing masing rasio yang dihasilkan, dan ditarik kesimpulan bagaimana kinerja PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam analisis laporan arus kas ini objek penelitian yang digunakan adalah laporan arus kas PT. Indofood Sukses Makmur selama jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Berikut ini adalah laporan arus kas PT. Indofood Sukses Makmur dalam kurun waktu selama 5 (lima) tahun yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
Tabel 1
Laporan Arus Kas PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
Tahun 2007 – 2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI20072008200920102011
-Penerimaan Kas dari Pelanggan27.170.07439.048.05537.701.23437.959.04344.820.937
-Pembayaran Kas kepada Pemasok(17.296.724)(24.565.545)(21.722.755)(17.400.278)(24.867.074)
-Pembayaran Untuk B. Produksi & Usaha(3.766.853)(6.946.196)(7.288.644)(7.502.472)(9.317.685)
-Pembayaran kepada Karyawan(2.214.666)(2.504.346)(2.941.835)(3.147.791)(3.396.541)
Kas yang diperoleh dari Operasi3.891.8315.031.9685.748.0009.908.5027.239.637
-Penerimaan Penghasilan Bunga158.347174.032163.850163.591436.017
-Pembayaran Pajak(706.326)(1.349.469)(1.939.672)(1.889.463)(1.831.108)
-Pembayaran Bunga(739.693)(1.054.920)(1.571.142)(1.179.098)(877.012)
-Lainnya9.600(116.805)248.436(13.798)1.457
Kas Neto dari Aktivitas Operasi2.613.7592.684.8062.649.4726.989.7344.968.991
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
-Penerimaan Penjualan Aset Tetap62.36259.49856.18057.98849.409
-Penambahan Aset Tetap(1.169.762)(2.332.303)(2.917.901)(2.567.110)(2.906.415)
-Penambahan Investasi di Entitas Asosiasi---(11.867)(81.210)
-Penambahan Investasi Jangka Pendek(1.000)(337.113)---
-Kepentingan Non Pengendali--(115.965)(263.059)(14.590)
-Penerimaan dari investasi oleh Entitas Anak(17.267)(37.762)-764.252-
-Kapitalisasi Beban Tanaman Tabu Ditangguhkan--(57.694)(61.107)(145.468)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI20072008200920102011
-Penerimaan dari investasi Jangka Pendek279.591-383.739--
-Uang Muka Pembelian Aset(109.458)(866.538)(172.440)--
-Pembayaran akuisis investasi saham(5.499.219)(3.919.248)---
-Lainnya-(141.748)---
Kas Neto dari Aktivitas Investasi(6.454.753)(7.575.214)(2.824.081)(2.080.903)(3.098.274)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
-Penerimaan Utang Bank Jangka Pendek7.265.5587.493.5375.963.5482.572.7753.423.492
-Penerbitan Saham Baru Entitas Anak---6.086.3403.349.449
-Penerimaan dari Utang Jangka Panjang294.5444.277.1374.351.6122.957.7081.016.359
-Pembayaran Utang Bank Jangka Pendek(3.600.689)(5.784.761)(8.337.998)(5.289.362)(2.873.492)
-Pembayaran Utang Bank Jangka Panjang(2.025.216)(300.511)(2.058.159)(4.460.002)(2.528.085)
-Pembayaran Deviden Kas(264.386)(366.730)(412.680)(816.580)(1.167.798)
-Pembayaran Deviden Kas Non Pengendali(5.621)(19.410)(146.130)(159.474)(345.686)
-Pembelian Saham Treasuri Entitas Anak2.454.949---(81.413)
-Pembayaran Utang Pembelian Aset Tetap--(2.694)(4.020)(9.789)
-Pembayaran Utang Sewa Pembiayaan--(7.903)(5.223)(971)
-Penerimaan Penjualan Saham Treasuri-602.597187.766173.435-
-Penerimaan Setoran Modal Non Pengendali---14.917-
-Penerbitan Obligasi Rupiah V1.984.575-1.597.998--
-Pembayaran Obligasi yang Jatuh Tempo-(1.226.500)(976.000)--
-Pembelian Kembali Obligasi Rupiah IV---(36.795)-
-Penerbitan Obligasi Entitas Anak--721.699--
-Modal Saham yang Diperoleh Kembali-(74.806)---
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI20072008200920102011
Kas Neto dari Aktivitas Pendanaan6.103.7144.600.553881.0591.033.719782.066
Kenaikan Neto Kas dan Setara Kas2.262.720(289.855)706.4505.942.5502.652.783
Dampak Perubahan Nilai Tukar--(334.965)(88.388)24.423
Kas dan Setara Kas Entitas Anak yang Baru Diakuisisi476.53023.01268--
Kas dan Setara Kas Awal Tahun1.798.8014.538.0514.103.2764.474.82910.328.991
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun4.538.0514.271.2084.474.82910.328.99113.006.197
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa laporan arus kas PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk menyajikan penerimaan dan pembayaran dari kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang disajikan dengan metode langsung. Selama 5 (lima) tahun berturut turut saldo kas PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk mengalami surplus serta pening-katan yang signifikan khususnya pada tahun 2010. Pada tahun 2007 – 2009 saldo kas akhir tahun berada pada kisaran yang sama, namun terjadi peningkatan lebih dari 100% pada tahun 2010 dan 2011.
Pada tahun 2007 kas dari aktivitas operasi berjumlah 3.891.831 dan naik sebesesar 29% pada tahun 2008 menjadi 5.031.968. pada tahun 2009 jumlah kas operasi adalah sebesar 5.748.000 atau naik sebesar 14% dari tahun 2008. Kenaikan yang tinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 72% atau sebesar 9.908.502 dan jika dibandingkan dengan tahun 2011
menurun sebesar 37% menjadi 7.239.637.
Analisis Rasio Arus Kas PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
Rasio ini digunakan untuk menghitung kecukupan arus kas operasi dalam membayar kewajiban jangka pendek, untuk mencari rasio arus kas operasi dapat dihitung melalui rumus berikut :
Jikarasio arus kas operasi berada dibawah 1 berarti terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban lancarnya, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain. Berikut hasil perhitungan arus kas operasi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk seperti yang terlihat pada Tabel 2. di bawah ini
Tabel 2
Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
Tahun 2007 – 2011
TahunArus Kas OperasiKewajiban Lancar%
20072.613.75912.888.6770,20
20082.684.80616.262.1610,17
20092.649.47211.148.5290,24
20106.989.7349.859.1180,71
20114.968.99112.831.3040,39
Sumber : data diolah
Dari hasil perhitungan pada tabel 2 di atas terlihat bahwa rasio arus kas operasi cendrung fluktuatif, untuk tahun 2007 persentase dari rasio arus kas operasi adalah sebesar 0,20 yang berarti untuk setiap seratus rupiah kewajiban lancar dijamin dengan 20,0 rupiah arus kas operasi. Pada tahun 2008 terjadi penurunan sebesar 3% menjadi 0,17 yang berarti kemampuan perusahaan dalam membayar setiap seratus rupiah kewajiban lancarnya melalui arus kas operasi turun menjadi 17,0 rupiah, dan rasio ini merupakan rasio terkecil sepanjang lima tahun tersebut. Pada tahun 2009 rasio arus kas operasi mengalami peningkatan dari tahun 2008 sebesar 7% menjadi 0,24 yang berarti terjadi peningkatan kemampuan perusahaan dalam membayar setiap seratus rupiah kewajiban lancarnya menjadi 24,0 rupiah. Kemudian pada
tahun 2010 rasio arus kas operasi meningkat tajam menjadi 0,71 atau naik sebesar 50% dari tahun 2009, hal ini dikarenakan tingginya arus kas operasi pada tahun tersebut dan dibarengi dengan menurunnya jumlah kewajiban lancar, sehingga setiap seratus rupiah kewajiban lancar mampu dijamin oleh arus kas operasi sebesar 71,0 rupiah. Dan pada tahun 2011 rasio arus kas operasi kembali mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar
32% menjadi 0,39, sehingga setiap seratus rupiah kewajiban lancar perusahaan hanya mampu dijamin oleh 39,0 rupiah arus kas operasi.
Dari data PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk tahun 2007 sampai dengan 2011 rasio arus kas operasi cendrung fluktuatif, dan rasio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,71. Namun walaupun terjadi peningkatan rasio pada tahun 2010, nilai rasio yang dihasilkan selama lima tahun tersebut kurang dari 1 (satu) sehingga kemungkinan besar perusahaan tidak mampu membayar kewajiban lancarnya melalui arus kas dari aktivitas operasi saja.
Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
Rasio ini menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar komitmen-komitmennya (bunga, pajak dan dividen preferen). Rasio ini diperoleh dari :
Rasio yang besar menunjukkan bahwa kemampuan yang lebih baik dari laba sebelum pajak dalam menutup komitmen-komitmen yang jatuh tempo dalam satu tahun. Berikut penulis lampirkan hasil perhitungan rasio cakupan arus dana seperti yang terlihat pada tabel 3. di bawah ini.
Tabel 3 
Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
Tahun 2007 – 2011
TahunEBITPembayaran BungaHutang PajakDeviden PreferenPerputaran
20072.041.409739.693496.279-1,65 Kali
20082.599.8231.054.920598.091-1,57 Kali
20094.063.8131.571.142629.569-1,85 Kali
20105.432.3751.179.098466.793-3,30 Kali
20116.352.389877.012417.870-4,91 Kali
Sumber : data diolah
Dari hasil perhitungan pada tabel 3 di atas terlihat bahwa rasio cakupan arus dana untuk tahun 2007 adalah sebesar 1,65 yang berarti bahwa kemampuan laba dalam menutup komitmen-komitmen yang akan jatuh tempo adalah 1 kali, atau jumlah laba pada tahun 2007 hanya mampu menutupi satu kali jumlah komitmen komitmen yang akan jatuh tempo pada tahun tersebut. Sedangkan untuk tahun 2008 rasio cakupan arus dana adalah sebesar 1,57 yang berarti laba tahun 2008 juga hanya mampu menutupi satu kali jumlah komitmen komitmen yang akan jatuh tempo pada tahun tersebut. Pada tahun 2009 terjadi sedikit kenaikan yaitu sebesar 0,28% menjadi 1,85 dimana laba mampu menutupi hampir dua kali lipat dari komitmen komitmen yang akan jatuh tempo pada tahun tersebut. Pada tahun
2010 rasio cakupan arus dana naik sebesar 1,45% dari tahun 2009 menjadi 3,30 hal ini terjadi karena meningkatnya laba operasi perusahaan serta turunnya jumlah pembayaran bunga, sehingga kemampuan perusahaan dalam membayar komitmen
komitmen yang akan jatuh tempo pada tahun 2010 melalui laba perusahaan meningkat menjadi 3 kali lipat. Dan pada tahun 2011 kembali mengalami peningkatan sebesar 1,61% menjadi 4,91 sehingga laba perusahaan mampu menutupi hampir lima kali dari jumlah komitmen komitmen yang akan jatuh tempo, dan hal ini juga karena tingginya kenaikan laba dan tingginya penurunan jumlah pembayaran bunga.
Dari 5 tahun berturut turut (2007 – 2011) terlihat bahwa terjadi perbaikan dan peningkatan rasio cakupan dana khususnya pada tahun 2010 dan tahun 2011, yang berarti laba sebelum pajak PT. Indofood Sukses Makmur mengalami peningkatan yang cukup baik dan dibarengi dengan tingginya jumlah penurunan pembayaran bunga. Namun, dari nilai nilai rasio yang dihasilkan pada tahun 2007 – 2009 masih cukup rendah dan mengalami sedikit perbaikan pada tahun 2010 dan tahun 2011.
Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB)
Rasio cakupan kas terhadap bunga digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang yang telah ada. Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi tambah pembayaran bunga dan pembayaran pajak dan dibagi dengan pembayaran bunga.
Dengan rasio yang besar menunjukkan bahwa arus kas operasi mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menutup biaya bunga sehingga kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar bunga sangat kecil. Hasil perhitungan rasio cakupan kas terhadap bunga seperti yang terlihat pada tabel 4. di bawah ini.
Tabel 4
Rasio Cakupan Kas Terhadap Bunga (CKB)
Tahun 2007 – 2011
TahunArus Kas OperasiPembayaran BungaPembayaran PajakPerputaran
20072.613.759739.693706.3265,49 Kali
20082.684.8061.054.9201.349.4694,82 Kali
20092.649.4721.571.1421.939.6723,92 Kali
20106.989.7341.179.0981.889.4638,53 Kali
20114.968.991877.0121.831.1088,75 Kali
Sumber : data diolah
Dari hasil perhitungan pada tabel 4. terlihat bahwa rasio cakupan kas terhadap bunga untuk tahun 2007 adalah sebesar 5,49 yang berarti bahwa kemampuan arus kas operasi dalam menutup biaya bunga adalah 5 kali atau sebanyak lima kali dari jumlah biaya bunga tahun 2007 mampu ditutupi oleh arus kas operasi pada tahun tersebut. Pada tahun 2008 rasio cakupan kas terhadap bunga adalah 4,82 atau turun sebesar 0,67% dari tahun 2007 sehingga arus kas operasi hanya mampu menutupi kurang dari lima kali biaya bunga yang ada pada tahun tersebut. Pada tahun 2009 terjadi lagi penurunan 0,90% dari tahun 2008 menjadi 3,92 dan merupakan rasio terkecil sepanjang lima tahun tersebut, hal ini dikarenakan pada tahun 2009 pembayaran bunga dan pajak cukup tinggi dibandingkan tahun tahun selainnya, sehingga kemampuan arus kas operasi dalam menutupi biaya bunga turun menjadi 4 kali. Untuk tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar 4,61% dari tahun 2009 menjadi 8,53 kali yang berarti terjadi peningkatan kemampuan kas operasi dalam menutupi biaya bunga menjadi 8 kali. Sedangkan pada tahun 2011 rasio cakupan arus kas terhadap bunga adalah sebesar 8,75 meningkat sebesar 0,22% dari tahun 2010 yang berarti arus kas operasi mampu menutupi hampir sembilan kali biaya bunga yang ada pada tahun tersebut.
Rasio cakupan arus kas terhadap bunga selama lima tahun berturut turut (2007–2011) mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, namun terjadi peningkatan pada tahun 2010 dan 2011 yang berarti kemampuan arus kas operasi dalam menutup biaya bunga perusahaan mengalami peningkatan khususnya pada tahun tahun terakhir yaitu tahun 2010 dan tahun 2011.
Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih setelah ditambah dengan dividen kas.
Rasio yang rendah menunjukkan kemampuan yang rendah dari arus kas operasi dalam menutup hutang lancar. Hasil perhitungan rasio kas terhadap hutang lancar seperti yang tertera pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5
Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)
Tahun 2007 – 2011
TahunArus Kas OperasiDeviden KasHutang
Lancar
Perputaran
20072.613.759-12.888.6770,20 Kali
20082.684.806-16.262.1610,17 Kali
20092.649.472-11.148.5290,24 Kali
20106.989.734-9.859.1180,71 Kali
20114.968.991-12.831.3040,39 Kali
Sumber : data diolah
Dari hasil perhitungan pada tabel 5 diatas terlihat bahwa pada tahun 2007 rasio cakupan arus kas tetap hutang lancar adalah sebesar 0,20, yang berarti kemampuan arus kas operasi untuk membayar hutang lancar adalah sebesar 0,20 kali atau dari jumlah hutang lancar pada tahun 2007 mampu ditutupi sebanyak 20% oleh arus kas operasi. Pada tahun 2008 kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancarnya turun sebesar 0,03% dari tahun 2007 menjadi 0,17 sehingga jumlah arus kas operasi hanya mampu menutupi 17% dari jumlah hutang lancar pada tahun tersebut. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 0,07% dari tahun 2008 menjadi 0,24 yang berarti kemampuan arus kas operasi dalam memabayar hutang lancarnya adalah sebesar 0,24 kali atau hanya sebesar 24% dari jumlah hutang lancar yang mampu ditutupi oleh arus kas operasi. Pada tahun 2010 kemabali
mengalami peningkatan sebesar 0,47% dari tahun 2009 menjadi 0,71 yang berarti arus kas operasi mampu membayar hutang lancar sebesar 0,71 kali, atau sebesar 71% dari hutang lancar mampu ditutupi oleh arus kas operasi. Hal ini terjadi karena arus kas operasi pada tahun tersebut mengalami peningkatan yang cukup tinggi dan dibarengi dengan menurunnya jumlah hutang lancar. Pada tahun 2011 rasio cakupan arus kas terhadap hutang lancar turun sebesar 0,32% menjadi 0,39 kali karena pada tahun 2007 jumlah arus kas operasi mengalami penurunan sementara hutang lancar pada tahun tersebut cukup tinggi.
Dalam rentang 5 tahun ini (2007 – 2011) PT. Indofood Sukses Makmur menunjukkan kemampuan arus kas operasi yang rendah dalam menutupi hutang lancar. Dan dari rasio rasio yang dihasilkan terlihat adanya perbaikan dan peningkatan pada tahun 2010 dan 2011, namun tetap menunjukkan nilai rasio yang rendah sehingga kemungkinan perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menutupi hutang lancarnya.
Rasio Pengeluaran Modal (PM)
Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Rasio yang tinggi menunjukkan kemampuan yang tinggi dari arus kas dalam membiayai pengeluaran modal. Hasil rasio pengeluaran modal selama lima tahun berturut-turut seperti yang terlihat pada tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. 
Rasio Pengeluaran Modal (PM)
Tahun 2007 – 2011
TahunArus Kas OperasiPengeluaran ModalPerputaran
20072.613.7591.169.7622,23 Kali
20082.684.8062.332.3031,15 Kali
20092.649.4722.917.9010,91 Kali
20106.989.7342.567.1102,72 Kali
20114.968.9912.906.4151,71 Kali
Sumber : data diolah
Dari hasil perhitungan pada tabel 6 diatas terlihat bahwa rasio pengeluaran modal untuk tahun 2007 adalah 2,23 yang berarti kemampuan arus kas operasi dalam membiayai pengeluaran modal sebesar 2,23 kali, sedangkan untuk tahun 2008 sebesar 1,15 kali turun sebesar 1,08% dari tahun 2007, dan pada tahun 2009 rasio pengeluaran modal hanya sebesar 0,91 kali atau turun sebesar 0,24 dari tahun 2008 sehingga kemampuan arus kas operasi dalam membiayai pengeluaran modal hanya sebesar 0,91 kali. Pada tahun 2010 rasio pengeluaran modal adalah sebesar 2,72 atau naik sebesar 1,81% dari tahun 2009 sehingga kemampuan arus kas operasi dalam membiayai pengeluaran modal meningkat menjadi 2,72 kali, hal ini karena pada tahun 2010 arus kas operasi cukup tinggi dan merupakan arus kas tertinggi sepanjang lima tahun tersebut yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Pada tahun 2011
turun sebesar 1,01% dari tahun 2010 menjadi 1,71 kali yang berarti kemampuan arus kas operasi dalam membiayai pengeluaran modal adalah sebesar 1,71 kali.
Rasio pengeluaran modal selama lima tahun (2007-2011) diatas menunjukkan angka rasio yang rendah sehingga kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan dalam membiayai pengeluaran modalnya melalui arus kas operasi saja.
Rasio Total Hutang (TH)
Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. dengan rasio ini bisa diketahui berapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi.
Perhitungan rasio total hutang yaitu dengan cara membagi arus kas operasi dengan total hutang perusahaan. Rumus rasio total dapat ditulis sebagai berikut :
Berikut hasil perhitungan rasio total hutang seperti yang terlihat pada tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. 
Rasio Total Hutang (TH)
Tahun 2007 – 2011
TahunArus Kas OperasiTotal Hutang%
20072.613.75918.791.38414%
20082.684.80626.432.36910%
20092.649.47224.886.78111%
20106.989.73422.423.11731%
20114.968.99121.975.70823%
Sumber : data diolah
Dari hasil perhitungan pada tabel 7 diatas terlihat bahwa rasio total hutang untuk tahun 2007 adalah sebesar 14% yang berarti total hutang perusahaan yang dijamin dengan arus kas operasi bersih adalah sebesar 14% sedangkan untuk tahun 2008 turun sebesar 4% menjadi 10% yang diakibat karena total hutang yang tinggi pada tahun tersebut. Pada tahun 2009 rasio total hutang adalah 11% atau naik sebesar 1% dari tahun 2008 yang berarti arus kas operasi mampu menjamin total hutang perusahaan sebesar 11%. Pada tahun 2010 rasio total hutang adalah sebesar 31% naik sebesar 20% dari tahun 2009 karena arus kas operasi pada tahun tersebut cukup tinggi dari tahun tahun selainnya. Pada tahun 2011 adalah
sebesar 23% atau turun sebesar 8% dari tahun 2010 sehingga arus kas operasi hanya mampu menjamin total hutang perusahaan sebesar 23%.
Dari hasil rasio pada tabel 7 diatas terlihat bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang rendah dalam membayar total hutangnya melalui arus kas operasi bersih perusahaan, sehingga perusahaan harus memiliki sumber arus kas selain arus kas normal perusahaan untuk menutupi total hutangnya.
Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) 
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas di masa mendatang.
Hasil rasio arus kas bersih bebas terlihat pada tabel 8 ini.
Tabel 8
Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)
Tahun 2007 – 2011
TahunLabaDepre siasiHutangHutang%
BersihBungaDevidenModalJk. PanjangLeasing
20071.350.717739.693810.556264.3861.169.7623.655.6985.70445%
20081.798.2701.054.920923.647366.7302.332.3037.200.5988.05822%
20092.726.3091.571.142678.710412.6802.917.90110.568.3315.20420%
20104.016.7931.179.098852.059816.5802.567.1109.252.95897041%
20115.017.425877.012875.9081.167.7982.906.4155.674.5675077%
Sumber : data diolah
Dari hasil perhitungan pada tabel 8 diatas terlihat bahwa nilai rasio arus kas bersih bebas tahun 2007 adalah sebesar 45% yang berarti dari semua jumlah arus kas yang dimiliki oleh perusahaan sebanyak 55% adalah arus kas yang bebas digunakan untuk investasi sedangkan yang 45% digunakan untuk membayar semua kewajiban yang akan jatuh tempo. Kemudian pada tahun 2008 rasio arus kas bersih bebas adalah sebesar 22% atau turun sebesar 23% dari tahun 2007 sehingga arus kas bersih yang bebas digunakan oleh perusahaan adalah 78% sedangkan 22% digunakan untuk membayar semua kewajiban yang akan jatuh tempo. Pada tahun 2009 rasio arus kas bersih bebas adalah 20% mengalami penurunan sebesar 2% dari tahun sebelumnya, sehingga arus kas bersih yang bebas digunakan adalah sebesar 80% dan 20% adalah untuk membayar semua kewajiban yang akan jatuh tempo. Pada tahun 2010 meningkat sebesar 21% menjadi 41% yang digunakan untuk membayar semua kewajiban yang akan jatuh tempo sedangkan sebesar 59% merupakan arus kas bersih yang bebas digunakan untuk investasi. Dan pada tahun 2011 terjadi
peningkatan sebesar 36% dari tahun 2010 yaitu sebesar 77%, sehingga arus kas bersih yang bebas digunakan adalah sebesar 23% dan arus kas yang digunakan untuk membayar semua kewajiban yang akan jatuh tempo adalah sebesar 77%.
Dari rentang 5 tahun yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 terlihat bahwa rasio arus kas bersih bebas PT. Indofood Sukses Makmur cendrung berfluktuatif dan mengalami peningkatan yang cukup baik pada tahun 2011 dibandingkan tahun tahun selainnya.
Analisis Rasio Arus Kas Sebagai Alat Ukur Kinerja 
Kinerja keuangan dapat dikatakan sebagai hasil yang dicapai oleh perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakukan dalam mendayagunakan sumber keuangan yang tersedia. Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur dari laporan arus kas PT. Indofood Sukses Makmur selama 5 (lima) tahun yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
Berikut penulis sajikan tabel 9 mengenai hasil perhitungan rasio rasio arus kas selama 5 (lima) tahun yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.

Tabel 9
Rasio Rasio Arus Kas PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
Tahun 2007 – 2011
Rasio Rasio Arus Kas20072008200920102011
Rasio Arus Kas Operasi (AKO)0,200,170,240,710,39
Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)1,651,571,853,304,91
Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB)5,494,823,928,538,75
Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)0,200,170,240,710,39
Rasio Rasio Arus Kas20072008200920102011
Rasio Pengeluaran Modal (PM)2,231,150,912,721,71
Rasio Total Hutang (TH)0,140,100,110,310,23
Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)0,450,220,200,410,77
Sumber : Data diolah
Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa rasio arus kas operasi tahun 2007 sampai dengan 2011 menunjukkan pencapaian kurang dari 1 sehingga kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban lancarnya melalui kas dari aktivitas operasi saja.
Sedangkan rasio cakupan arus dana 5 tahun berturut turut (2007 – 2011) terlihat bahwa terjadi perbaikan dan peningkatan rasio cakupan dana khususnya pada tahun 2010 dan tahun 2011, yang berarti laba sebelum pajak PT. Indofood Sukses Makmur mengalami peningkatan yang cukup baik dan dibarengi dengan tingginya jumlah penurunan pembayaran bunga. Namun, dari nilai nilai rasio yang dihasilkan pada tahun 2007 – 2009 masih cukup rendah dan mengalami sedikit perbaikan pada tahun 2010 dan tahun 2011.
Rasio cakupan arus kas terhadap bunga selama lima tahun berturut turut (2007–2011) mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, namun terjadi peningkatan pada tahun 2010 dan 2011 yang berarti kemampuan arus kas operasi dalam menutup biaya bunga perusahaan mengalami pening katan khususnya pada tahun-tahun terakhir yaitu tahun 2010 dan tahun 2011.
Untuk rasio cakupan kas terhadap hutang lancar dalam rentang 5 tahun ini (2007 – 2011) PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk menunjukkan kemampuan arus kas operasi yang rendah dalam menutupi hutang lancarnya, dan dari rasio rasio yang dihasilkan terlihat adanya perbaikan dan peningkatan pada tahun 2010 dan 2011 namun tetap menunjukkan nilai rasio yang rendah sehingga kemungkinan perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menutupi kewajiban lancarnya.
Rasio pengeluaran modal selama lima tahun (2007-2011) diatas juga menunjukkan angka rasio yang rendah sehingga kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan dalam membiayai pengeluaran modalnya melalui arus kas operasi saja. Dan dari hasil rasio pada tabel 9 diatas juga terlihat bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang rendah dalam membayar total hutangnya melalui arus kas operasi bersih perusahaan, sehingga perusahaan harus memiliki sumber arus kas selain arus kas normal perusahaan untuk menutupi total hutangnya.
Sedangkan rasio arus kas bersih bebas selama 5 tahun yaitu tahun 2007 – 2011 cendrung berfluktuatif dan mengalami peningkatan yang cukup baik pada tahun 2011 dibandingkan tahun tahun selainnya. Dari tabel 9 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja perusahaan selama 5 (lima) tahun yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yang diukur dari rasio laporan arus kas adalah kurang baik hal ini bisa dilihat dari nilai rasio yang dihasilkan dari masing masing rasio rasio arus kas di atas. Dari tahun 2007 sampai 2009 rata rata rasio yang dihasilkan cendrung rendah tapi tahun 2010 dan 2011 yang ditandai dengan meningkatnya nilai rasio dari masing masing rasio di atas.

No comments:

Post a Comment